CHAPTER 2
Sebelum nya Baekhyun sudah mengirim pesan kepada kekasihnya Sira dan langsung di setujui olehnya untuk bertemu di sebuah cafe yang biasa mereka kunjungi.
Baekhyun sudah sampai terlebih dahulu dan memilih untuk duduk menunggu kekasihnya datang dengan banyaknya pikiran yang memenuhi otaknya kini.
Apa yang terjadi hari ini begitu mengejutkannya, tak pernah terbayangkan hal ini terjadi terlebih tadi dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya, dan sekarang seolah di putar balikan dengan sangat kencang yang membuat Baekhyun pusing dan yang pastinya kecewa.
Dia sangat mencintai Sira, terbukti bahwa dulu dia dengan perjuangan nya yang tidak mudah untuk mendapatkan hati Sira sampai akhirnya dia berhasil mencapai puncak perjuangannya itu dengan berhasil mendapatkan hatinya karena ternyata Sira juga mencintainya selama ini dan itu membuat Baekhyun senang.
Dan masalah Jihra, adik dari kekasihnya sendiri sebenarnya Baekhyun tidak benci dengan Jihra hanya saja dia benci dengan kejadian ini yang tidak pernah di bayangkan nya. Dia menyayangi Jihra layaknya seorang adik.
Ya Baekhyun menganggap Jihra sebagai adiknya sendiri karena dia adalah adik dari Sira. Terlebih dia sudah akrab dengan Jihra, tidak perlu tanya alasannya kenapa sudah pasti Baekhyun akrab dengan Jihra karena dia sering mengunjungi rumah Sira dan tentu saja mereka jadi akrab.
Jihra orang yang baik, Maka dari itu Baekhyun menyayangi Jihra sebagai adiknya terlebih usianya yang terpaut 7 tahun.
Terjebak dalam pikirannya sendiri sehingga tidak menyadari Sira sudah sampai dan sekarang sedang duduk di hadapannya. "Baek kau melamun" di sertai kekehannya.
Baekhyun tersadar, dan kembali dari kenyataan yang membuat Baekhyun kecewa. "Sira apa sebenarnya maksud mu, kau menganggap hubungan kita ini hanya untuk kau bermain-main saja begitu!?" Baekhyun sedang emosi terlihat dari matanya yang menatap tajam Sira.
"Apa yang kau bicarakan Baek?" Tanya Sira bingung, pasalnya sejak mereka bertemu tadi Baekhyun sedang ceria berbanding terbalik seperti sekarang.
Apa apaan ini, dia mencoba untuk membohongi ku begitu?
"Jangan mencoba membohongi ku Sira, aku tak sebodoh itu untuk kau bohongi."
"Baek bicara yang jelas jangan membuat ku menjadi bingung"
"Kau menutup perjodohan ini kan, tidak bicara dengan ku soal perjodohanmu ini, agar kau bisa bermain-main sebentar dengan ku dan setelah itu pergi, kenapa kau membohongi ku ra-ya." lirih Baekhyun yang sekarang sudah menundukkan kepalanya.
Tunggu, apa maksud ucapan Baekhyun ini?
"B-Baek."
Baekhyun mendongak menatap Sira sarat akan kekecewaan."Kenapa ra-ya, kenapa kau melakukan ini."
"Baek kau salah paham, di jodohkan? Apa maksudmu mu aku di jodohkan Baek, dengan siapa." Sira merasakan pening di kepalanya setelah mendengar perkataan Baekhyun yang sama sekali tidak di mengertinya. "Baek kau tau kabar itu dari mana."
"Jadi memang benar begitu?"
"Baek ku mohon jawab saja jangan membuat ku bertambah pusing." Sira menggenggam kedua tangan Baekhyun dan mengusapnya yang ada di hadapannya. "Dari Ayah dan Ibu"
Apa? Dari kedua orang tua Baekhyun? Pasti ada yang tidak beres yang tidak di ketahuinya. "Baek dengar, aku tidak bermain dengan mu. Aku mencintaimu Baek, aku tidak akan selingkuh karena aku hanya mencintaimu seorang, percaya pada ku Baek bukan kah suatu hubungan itu harus ada kepercayaan satu sama lain?" Lirih Sira
Baekhyun mencari kebohongan di mata kekasihnya itu tapi tidak ada di sana yang ada hanya tatapan ketulusan nya yang di berikan kepada Baekhyun. Lagi pula sebenarnya dia juga tidak mempercayai bahwa Sira berniat bermain-main di belakangnya karena dia tau betul itu Sira orang nya seperti apa, namun amarah yang membuat nya menjadi seperti inilah yang tidak mempercayai kekasihnya sendiri. Dan Baekhyun mengangguk menyetujui, setidaknya ini sudah membuat hatinya sedikit lega, ingat hanya sedikit. Sira tersenyum setelah melihat respon Baekhyun bahwa dia mempercayainya.
"Baek ku rasa ada yang tidak beres, aku harus pulang dan menanyakan ini kepada orang tua ku." Sira bangkit namun tangannya di tarik kembali oleh Baekhyun. "Aku antar"
CHAPTER 3
Keduanya telah sampai di rumah Sira, saat hendak membuka pintu mobil Baekhyun menahan tangannya. "Aku ikut, aku ingin mendengarnya langsung." Lama terdiam sebelum akhirnya mengangguk menyetujui.
Keduanya memasuki rumah besar tersebut. Sira melihat ayahnya yang sedang membaca koran di sofa segera saja dia menghampiri ayahnya.
"Ayah" Tuan Han mendongak saat ada yang memanggilnya dan melihat di belakang anaknya itu ada Byun Baekhyun. Baiklah Tuan Han sudah mengerti sekarang dilihat dari raut wajah anaknya yang terlihat seperti ingin meminta penjelasan. Ternyata beritanya sudah di ketahui oleh anaknya pasti lah Tuan Byun yang mengatakan ini kepada Baekhyun dan Baekhyun meminta penjelasan dari anaknya yang sebenarnya tidak Sira ketahui juga.
"Ayah, apa maksudnya aku di jodohkan?" Lirih Sira sambil menatap ayahnya sendu dan sudah ada genangan air di matanya yang sebentar lagi meluncur. Baekhyun hanya terdiam di belakang. "Kau sudah tau rupanya." Di ucapnya dengan nada biasa saja. "Jadi Ayah sudah menutup ini semua sejak lama?" Tuan Han menghela nafas sejenak "Dengar Sira kau sudah appa jodoh kan dengan Ong Seongwoo."
"Apa!?"
Baekhyun yang berada di belakang terkejut setelah mendengar ucapan ayah Sira.
"Tidak ada penolakan Han Sira." Tuan Han sudah mulai kesal.
"Tapi kenapa Ayah, kau tau betul aku mencintai Baekhyun, KENAPA AYAH!!"
Prank!
Sira marah sampai dia sengaja menjatuhkan gelas yang ada di hadapannya. Dan akhirnya air mata itu meluncur bebas di iringi isakan. Melihat itu Baekhyun panik tentu saja. Ayah Sira menggeram marah. Mendengar keributan di ruang tengah Ibu Sira datang menghampiri dan betapa terkejutnya dia saat melihat gelas kaca yang sudah pecah berserakan di mana-mana dan melihat anaknya yang sedang menangis.
Apa dia sudah tau, melihat kondisinya yang sekarang seperti nya Sira sudah tau. Ibu Sira menghampiri anak nya dan menenangkan nya.
"Sira" Lirih ibu Sira.
"Kenapa bu, kenapa seperti ini?"
Ibu Sira hanya diam.
"Dia sudah membantu banyak keluarga kita Sira, membantu perusahaan ayah yang hampir bangkrut, dan anaknya meminta agar kau menjadi miliknya karena dia menyukaimu Sira." Ucap Tuan Han.
Mendengar itu Baekhyun terkejut lagi dengan kenyataan ini. Tetapi dia hanya memilih untuk diam.
Tangis Sira pecah, melihat itu Ibu Sira langsung memeluk anaknya dan menenangkannya.
"T-tapi Ayah aku mencintai Baekhyun, b-bagaimana dengannya?." Ucap Sira sesenggukan.
Mendengar nama Baekhyun tuan Byun menoleh ke belakang yang sedari tadi Baekhyun hanya diam saja menyimak.
"Baekhyun." Lirih tuan Han
Mendengar namanya disebut Baekhyun melihat ayahnya Sira. "Bukan berarti dengan ini aku tidak menyukai mu Baekhyun, kau sudah ku anggap sebagai anak ku sendiri." Ucap Tuan Han dengan tersenyum tulus meyakinkan agar Baekhyun tidak perlu takut. "Tapi bagaimana mana boleh buat, ayah Seongwoo sudah membantu banyak keluarga kami, aku kira dia memberi bantuan dengan tulus mengingat ayah Seongwoo adalah sahabat saya, tetapi anaknya meminta agar Sira bisa menjadi miliknya dengan melakukan perjodohan. Sebenarnya ayah Seongwoo baik tapi ini permintaan anaknya yang tidak bisa di tolaknya."
Baekhyun menunduk mendengar kan.
"Dan bagaimana dengan Baekhyun?"
Lama terdiam sebelum akhirnya Tuan Han berbicara dengan penuh kehati hatian.
"Baekhyun akan Ayah jodohkan dengan Jihra"
"Apa?"
Jelas itu bukan suara Sira, semuanya menoleh ke arah pintu, dan betapa terkejutnya meraka semua melihat Han Jihra berdiri di sana.
Ya sejak tadi Jihra sedang menguping pembicaraan mereka semua.
Apa ini?
CHAPTER 4
Acara pernikahan sudah berlalu, sekarang keduanya memasuki rumah baru yang dibeli Baekhyun.
Jadi setelah kejadian waktu itu, akhirnya diterima lah walaupun dengan susah payah membujuk keduanya agar mau menikah dengan alasan bahwa ayahnya mempercayai Baekhyun agar bisa menjaga Jihra.
Walaupun Jihra bisa menjaga dirinya sendiri tanpa harus menikah bersama Byun Baekhyun. Terlebih lagi dia masih muda, dia masih berumur 20 tahun, dan di usianya ini Jihra harus menikah dengan Baekhyun karena orang tua Baekhyun mengatakan bahwa Baekhyun sudah cukup umur untuk menikah, dan memilih Jihra lah sebagai istrinya, sungguh tak habis pikir dengan ayah dan ibu Baekhyun yang memilihnya dari pada gadis lain, karena orang tua mereka sudah bersahabat sejak lama dan ingin Jihra lah orangnya.
Tapi masalahnya sanggup kah dia untuk bertahan? Karena pernikahan ini terjadi tanpa adanya rasa cinta, atau mungkin hanya Jihra lah yang mencintai Baekhyun, berbanding terbalik dengan Baekhyun yang tidak mencintai Jihra. Takdir macam apa ini. Entah apa yang akan terjadi bagi kehidupan baru Jihra selanjutnya.
Soal kakaknya, entahlah dia sudah menerima ini dengan yang pastinya sang ayah lah yang berhasil membujuk dia. Dan diposisi ini lah Jihra merasa amat bersalah dengan Sira. Secara tidak sengaja Jihra merebut Baekhyun dari Sira bukan? Tetapi Jihra juga tidak menginginkan ini terjadi. Kalau saja ceritanya berbeda dengan Baekhyun yang mencintai dirinya juga pasti lah Jihra akan sangat bahagia. Tetapi simpan saja itu untuk mimpi indah mu Han Jihra.
Dan tentang perjodohan Sira dengan pria yang bernama Ong Seongwoo itu, entahlah sampai sekarang keduanya tidak menikah juga, entah apa yang terjadi dengan mereka.
Dan tentu juga tentang Luhan, dia amat sangat terkejut tentang kabar bahwa Jihra akan segera menikah, pasalnya baru saja kemarin dia mengantarkan Jihra pulang dan tiba-tiba di kejutkan dengan kabar ini besoknya. Jihra dan Luhan adalah teman dekat bahkan mereka selalu saja bertengkar setiap bertemu layaknya Tom and Jerry, itu yang membuat Jihra merasa nyaman dan jika ada masalah dia segera bercerita kepada Luhan, seperti saat ini masalah yang begitu besar.
"Jihra"
Jihra tersentak kaget dari lamunannya, dia mendongak menatap Baekhyun dengan tatapan bertanya. "Kamar mu di atas di samping kamar ku" Yaa mereka tidur terpisah tentu saja, mana mungkin Baekhyun mau tidur bersama dengannya.
Setelah mengatakan itu Jihra tidak membalas ucapan Baekhyun dan memilih beranjak dari sana menuju kamarnya karena dia juga sudah merasa lelah dan lengket ingin segera mandi.
Saat baru beberapa langkah tangannya dicegah oleh Baekhyun, dan itu sukses membuat jantung Jihra berdetak dengan cepat, benar bukan dirinya lah orang yang dicintai Baekhyun yang sama sekali tidak akan pernah mencintainya karena hanya nama Sira lah yang berada di hati pria itu. Tanpa berbalik badan Baekhyun mengucapkan kata yang mampu membuat Jihra kesal.
"Jangan melibatkan perasaan pada hubungan ini Han Jihra, kau tau jelas siapa yang aku cintai." Ucap Baekhyun lirih menatap Jihra yang membelakanginya.
"Kau pikir aku mencintai mu Byun Baekhyun." Di hentakannya tangan Baekhyun dan langsung naik ke atas mencari kamarnya.
Apa ini? Kenapa sifat Jihra berubah seperti itu pada nya. Memanggil diri nya dengan nama nya saja tanpa embel-embel Oppa yang biasanya selalu Jihra sebut ketika bersamanya. Apa dia marah dengan dirinya yang tidak bisa mencegah pernikahan ini terjadi? Oh yang benar saja kalau itu alasannya, kerena dia juga tidak bisa berbuat apa apa jika situasinya sudah serumit ini dengan keluarganya dan keluarga Jihra, dia tidak bisa menolak ini.
Di tatapnya kamar Jihra dengan sendu, setelah gadis itu masuk.
Apa yang kau lakukan Jihra, memperlakukan Baekhyun dengan sangat tidak baik, memangilnya tanpa embel-embel Oppa. Jika seperti ini Baekhyun akan curiga kalau kau mencintainya Han Jihra. Tetapi kalau dia tidak seperti ini dia akan di kasihani oleh Baekhyun dan dia tidak mau di kasihani apalagi dengan orang yang ia cintai. Jadi biar lah seperti ini saja dia tidak mau di kasihani.
CHAPTER 5
Dan di tempat lain, lebih tepatnya di kamar Baekhyun, pria itu sedang memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi nantinya bersama Jihra. Mungkin mereka nanti tidak akan hidup layaknya pasangan lain. Yang ada hanya dirinya dan Jihra akan sama sama terluka. Lalu apa yang harus di lakukan Baekhyun?
Ada baiknya juga kenapa dia tidak mencoba untuk memulainya dengan kehidupan yang baru bersama dengan Jihra. Kenapa tidak mencoba terlebih dahulu, bukankah ini tidak salah?
Baiklah kenapa kau tidak mencobanya terlebih dahulu Byun Baekhyun.
Setelah itu Baekhyun membersihkan diri karena tubuhnya terasa lengket semua. Baekhyun keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Tiba-tiba perutnya lapar sekali minta di isi karena sejak tadi ia hanya memakan sepotong kue saja saat acara pernikahan berlangsung.
Baekhyun beranjak dan segera turun ke bawah, dan dia melihat Jihra sedang menggeledah kulkas, baiklah dia tau juga sekarang Jihra sedang lapar.
Kalau di lihat-lihat Jihra sangat menggemaskan dengan piyama bergambar tokoh kartun Winnie the Pooh berwarna kuning yang menenggelamkan tubuhnya karena piyama tersebut kebesaran di tubuh Jihra. Baekhyun terkekeh kecil melihatnya.
"Jihra"
"Omo!" Jihra tersentak kaget saat tiba-tiba Baekhyun berada di sampingnya. Melihat Jihra yang kaget seperti tertangkap basah sedang mencuri membuat Baekhyun terkekeh kecil. Pasalnya Jihra di dapur sedang bergaya mengendap ngendap seperti pencuri.
"Kau lapar?" Tanya Baekhyun yang sekarang sudah duduk di meja pantry.
"Menurutmu"
Baiklah benar dugaannya bahwa Jihra sedang marah, dan Baekhyun tidak suka dengan sifat Jihra yang seperti ini. Menghela nafas sebelum akhirnya berbicara "kita pesan makanan"
"Tidak perlu."
Beranjak dari sana tapi tak lama kemudian tangannya di cekal sangat kencang. Membuat Jihra meringis kesakitan. Baekhyun membawa Jihra ke sofa ruang tv dan menduduk kan Jihra serta dirinya. Jihra hendak protes tapi dengan cepat Baekhyun menyela "Diam" Dengan tatapan tajam yang membuat Jihra akhirnya menurut karena takut.
"B-baiklah tapi lepaskan Baek ini sakit" Jihra mengaduh kesakitan.
"Maaf" Di lepaskannya tangan Baekhyun dan betapa terkejutnya dia melihat tangan Jihra yang sangat merah akibat perbuatannya tadi yang mencengangkan tangan Jihra secara kencang.
"Tangan mu" Segera Baekhyun mengambil tangan Jihra yang memerah karena dirinya. Dan mengusap-ngusapnya. Dan hal itu sukses membuat jantung Jihra berdetak dengan kencang. Dia tidak mau Baekhyun mengetahuinya. "Sudah tidak apa apa biar kan saja." Di tariknya kembali tangan Jihra dan itu membuat Baekhyun kesal.
"Kemari a~ya" Baekhyun mengambil alih tangannya kembali dan menatap Jihra dengan tatapan tajam.
Nama itu ..
Jihra suka sekali ketika Baekhyun memanggil ia dengan nama itu. Baginya nama itu adalah sebuah tanda ketulusan Baekhyun.
Ah ya, dia hanya menganggap ku sebagai layaknya seorang adik saja. Makanya dulu dia pernah bilang kalau nama itu sangat imut sekali di dengar apalagi sangat pas dengan dirinya yang seperti masih anak kecil. Dan juga nama itu artinya adalah tanda kepemilikan. Cih kepemilikan dari sudut mananya!? Kepemilikan manjadi adik maksudnya!? Lelucon yang sangat bagus.
Melihat tatapan tajam Baekhyun, akhirnya Jihra memilih pasrah saja. Baekhyun mengusap-usap kembali tangan Jihra dengan lembut. Sesekali Jihra melihat Baekhyun yang sedang mengusap tangannya disitulah dia menemukan sorot ketulusan terpancar disana.
Dia suka Baekhyun-nya yang seperti ini.
"Maaf" Baekhyun mendongak menatap Jihra.
"Sudahlah tidak apa-apa, begini saja kau ribet sekali, toh tidak terlalu parah juga" Ucap Jihra kesal.
"Kalau kau bisa tidak mau membuatku marah, tidak akan terjadi seperti ini. Jadi tolong nurut lah ucapan ku" balas Baekhyun emosi juga.
"Terserah"
Akhirnya pesanan makanan pun tiba. Ada banyak sekali makanan yang dipesan oleh Baekhyun. Sepertinya ukuran dua porsi untuk mereka makan saja ini terlihat berlebihan. Baekhyun yang mengerti akan kebingungan Jihra segera dia beritahu. "Ayah dan Ibu akan datang kemari"
Bagus, ternyata masih belum selesai juga aktivitas hari ini.
"Ayah dan Ibumu juga"
"Bagus sekali, mereka ingin datang kemari tanpa memberitahuku!?" Ucap Jihra kesal. Pasalnya anak mereka ini bukan cuma Baekhyun saja, tapi dirinyalah juga.
"Watak mu sudah terlihat sejak dulu, kau belum sadar juga ya. Pasti kalau sudah seperti ini itu tandanya handphone mu sedang dalam keadaan mati. Ayah Ibu mu sudah memberi tahumu bodoh. Dia bilang padaku handphone mu tidak aktif. Makanya watak bodohmu itu harus segera diubah. Periksa dulu sana" Ucap Baekhyun yang tidak habis pikir melihat kelakuan Jihra yang tidak pernah berubah.
"Bisa tidak jangan memanggilku bodoh sialan"
"Kalau sudah bodoh, mau bagaimana lagi"
"Yak!"
Bel apartemen berbunyi, yang artinya keluarga mereka sudah sampai. Segara Baekhyun buka kan pintunya. Dan langsung melihat mereka yang datang begitu ramai-ramai.
Tapi aneh
Dia tidak melihat Sira ada disini. Kemana dia?
Mempersilahkan mereka semua untuk masuk, dan disambut hangat oleh Jihra dengan senyuman ceria.
"Silahkan masuk"
Rombongan dari keluarga mereka pun masuk satu persatu, tapi anehnya Jihra tidak melihat Sira sang kakak.
"Sira eonnie dimana?"
Lee Hera sang Ibu dari Jihra pun menjawab "Setelah selesai dari acara pernikahan kalian, dia bilang bahwa ada suatu pekerjaan yang mendadak sekali harus di tangani jadi dia tidak bisa datang kemari"
apa benar begitu? mungkinkah dia tidak datang karena tidak siap melihat ini semua.
Semua keluarga berkumpul di meja makan. Di lain sisi diam-diam Baekhyun mengirim pesan kepada Sira.
Baekhyun
"kenapa tidak datang?"
Jihra menyadari akan hal itu, ternyata Baekhyun mengkhawatirkan Sira yang tidak datang kemari. Dari gerak geriknya dia bisa merasakan bahwa Baekhyun sedang gelisah memikirkan Sira daripada berbincang dan ikut makan bersama keluarga ini.
"Cinta bisa datang seiringnya waktu berjalan. Maaf sudah membuat kalian menjadi seperti ini. Tapi Ayah ingin keluarga kita menjadi besan. Walaupun bukan dengan Sira setidaknya ada Jihra yang membuat keluarga kita menjadi besan seperti sekarang ini"
"Maaf juga perihal Sira yang akan Ayah jodohkan dengan keluarga Ong tidak memberi tahumu Baek, karena ini juga mendadak yang ternyata anaknya mencintai Sira dan akhirnya memilih untuk menjodohkan Ong Seungwoo dengan Sira sebagai ganti bentuk balas budi karena keluarga mereka sudah membantu perusahaan Ayah yang hampir bangkrut" Ucap Han Junho Ayah Jihra.
Alasan yang klasik. Semua karena tentang perusahaan dan uang. Pikir Baekhyun.
Baekhyun marah? tentu saja. Ini bukan yang diinginkannya.
Baiklah kita ikuti saja alur ini. Ucap Baekhyun menyerengai.
CHAPTER 6
Matahari telah terbenam di gantikan dengan indahnya langit malam di temani gemerlap bintang bintang, di sebuah kawasan rumah sakit Puri indah tepatnya di bangku halamannya, terdapat seorang perempuan yang sedang merenung, Sira menerima pesan dari Baekhyun. Dia sudah membacanya. Menanyakan kenapa dirinya tidak datang, itu isi pesannya.
Bagaimana dia sanggup untuk datang?
Kalau dia datang, pasti hatinya tidak akan kuat melihat Jihra dengan Baekhyun-nya
Sira tidak membenci adiknya, hanya saja dia benci dengan apa yang terjadi begitu mendadak ini. Benci kepada kedua orangtuanya, karena telah memutuskan perjodohan ini. Tapi mau bagaimana lagi, mereka juga tidak tahu kalau Ong Seungwoo ingin dirinyalah yang dipilih.
Hari sudah makin larut, waktu menunjukkan pukul 23.20 malam. Sira tidak membalas pesan Baekhyun, entahlah dirinya sedang pusing memikirkan masalah ini belum lagi ditambah tentang masalah pekerjaannya.
Selama selesai acara pernikahan Jihra dengan Baekhyun dia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan kembali ke rumah sakit dan mungkin akan menginap disini.
Berjalan memasuki gedung rumah sakit, langkahnya terhenti karena ponselnya bergetar, dilihatnya nomor tidak dikenal menghubunginya di tengah tengah malam seperti ini.
Nomor tidak dikenal siapa yang menghunginya?
Dengan ragu Sira mengangkatnya.
Sengaja dia tidak bersuara duluan, ingin mengetes apakah ini hanya orang iseng yang sengaja melakukannya.
Tidak ada suara
Pasti orang iseng
Lama tidak ada yang bersuara, memutuskan untuk mengakhirinya.
Ingin menekankan tombol merah, tapi tiba-tiba suara dari sebrang telepon pun terdengar.
"Hai Sira"
Deg
Jantung Sira mendadak berdegup begitu kencang, ketakutannya datang lagi.
Suara itu ...
"Hahaha kenapa diam saja"
"Sepertinya kau senang saya kembali sampai tidak bisa berkata kata begini hahaha"
Tangan yang memegang ponsel bergetar tak karuan, kakinya sudah lemas seperti jelly.
"Apa kabar Sira, dan juga ... "
"Jihra"
Bola mata Sira membesar mendengar nama Jihra disebutkan.
Jihra
"Hahaha santai saja manis"
"Kudengar Jihra sudah menikah, sayang sekali"
"Siapa bedebah yang menikahi Jihra gadis tersayang ku itu"
Bertumpu pada dinding rumah sakit, karena kakinya sudah terlalu lemas.
"Tunggulah manis, aku akan kembali merebut mu dan Jihra hahaha"
Tut
Ponsel yang di pegang nya jatuh seketika. Badannya pun ambruk jatuh terduduk tak kuat lagi menahan tumpuan pada dinding.
Orang itu .. orang itu kembali lagi. ketakutannya datang lagi ..
Ponsel yang tergeletak tak jauh dari jangkauan penglihatannya menyala lagi. Menunjukkan isi pesan dari nomor tadi.
Unknow:
"I'm back sweety"
CHAPTER 7
Pesan semalam tidak di balas oleh Sira. Baekhyun kesal. Bagaimana tidak? Tak tahu seberapa cemasnya Baekhyun ingin mengetahui kabar Sira kenapa tidak datang makan malam semalam.
Apa pekerjaannya sangatlah sibuk sampai dia tidak bisa datang. Tapi apa hanya karena hal ini. Mungkinkah dia tidak datang karena dia tidak sanggup melihat ini semua.
Mencoba menghubungi Sira kembali.
Tapi nihil, sama sekali tidak diangkat.
"Arghh!"
Memukul meja meluapkan kekesalannya terhadap Sira. Menjatuhkan kepala di atas meja makan, dirinya tidak tenang sekali belum mendapatkan kabar dari Sira, pagi-pagi saja sudah seperti ini.
"Ada apa"
Mendongak melihat Jihra yang ada di hadapannya. Mendudukkan posisi duduk menjadi tagak lalu menghadap Jihra.
"Sira tidak membalas pesanku"
Kakaknya lagi. Benarkan apa yang difikirkan Baekhyun semalam. Ternyata sampai sekarang pun masih memikirkan kakaknya.
"Mungkin Sira benar benar sibuk"
"Sebegitu sibuknya kah sampai tidak membalas pesan!?"
"Yak! mana aku tahu. Tidak usah berteriak begitu kenapa"
Sakit sekali rasanya, melihat orang yang disukai ternyata mengkhawatirkan orang lain.
Tidak ada perbincangan lagi.
"Ingin sarapan apa"
Harus seperti ini kah? Gara-gara semalam melihat sebuah tutorial bagaimana manjadi sosok seorang istri yang baik. Rasanya aneh sekali, merasa tidak nyaman.
"Jangan menatapku dengan tatapan yang seperti itu"
Mampus kau Jihra, pasti kena ledekan Baekhyun lagi.
"Tunggu"
"Serius ini benar benar kau?" Baekhyun menutup mulut menggunakan tangan bermaksud untuk menahan tawanya.
"Hahahaha" Tak tahan lagi melihat ekspresi wajah cemberut Jihra.
Pasalnya lucu sekali melihat sifat baru Jihra yang seperti ini. Ingin menjadi seorang istri betulan ternyata.
Kalau dipikir-pikir, rasanya aneh juga dengan ini semua. Rasanya asing. Terlalu mendadak untuk ukuran Jihra yang masih kecil.
Kalau jika dirinya dengan Sira lah, pasti tidak akan merasa aneh seperti ini. Karena kita tidak beda jauh umur terlebih hal hal seperti dengan Sira sudah terbiasa.
Kalau Jihra ..
Rasanya aneh.
"Ingin di lempar pisau ya?"
"Seram sekali mainnya benda tajam"
"Biarin, biar sekalian terbunuh saja"
"Wah istri macam apa yang baru sehari nikah saja sudah berencana ingin membunuh suaminya sendiri"
"Kalau gitu jangan menatapku seperti itu!"
"Rasanya aneh sekali mendengar kau berkata seperti itu"
"Sudahlah"
Beranjak meninggalkan meja makan. Kesel dengan Baekhyun. Semalam sudah berusaha menahan malu menonton tutorial seperti itu. Tapi yang di dapat hanyalah sebuah ledekan.
Sebuah tangan menghentikan pergerakannya.
"Masakan saja apa yang ada"
Tatapan teduh Baekhyun menjumpai matanya.
Meski masih kesal, tapi dia menuruti ucapan Baekhyun. Kembali melangkah menuju dapur. Membuat kulkas ternyata kosong. Dirinya lupa belum membeli bahan makanan.
Wajar saja kan? ini pertama kali dirinya merasakan ini. Biasanya ibu atau kakaknya lah yang membeli bahan makanan.
"Tidak ada apa apa" Melihat ke arah Baekhyun.
"Masakan saja nasi goreng"
Kembali menuruti Baekhyun. Akhirnya memutuskan membuat nasi goreng saja sebagai sarapan.
Tidak butuh waktu lama untuk membuat nasi goreng. Setelah matang langsung angkat dan sajikan.
Menaruh piring di atas meja, menyajikannya di hadapan Baekhyun.
"Ternyata bisa juga kau memasak"
"Sialan!"
"Wah sopan sekali mulutmu berbicara terhadap suamimu"
"Suami apanya, yang begini pantas disebut suami? yang benar saja"
"Tidak baik berbicara seperti itu, kalau jatuh cinta beneran bagaimana hahaha" ledek Baekhyun.
Emang sudah jatuh cinta bodoh, kau nya saja yang tidak tahu.
"Cih tidak akan ya. Mana mungkin aku jatuh cinta pada orang seperti dirimu. Aku pantas bersanding dengan Sehun EXO kalau kau mau tau. Tidak selevel aku bersanding denganmu"
"Mimpi saja kalau begitu"
Mencicipi makanan buatan Jihra.
Enak
"Bagaimana, enak kan"
"Yaa lumayan lah"
"Tinggal bilang enak saja apa susahnya" kesal Jihra.
Mengambil piring lagi untuk dirinya sarapan. Karena tadi sengaja membuat dua porsi untuk dirinya sarapan juga. Ikut bergabung, dan mendudukkan tubuhnya di meja makan.
Mencoba mencicipi masakannya sesuap.
Enak, syukur deh tidak membuat Baekhyun merasakan makanan tidak enak. Untung dirinya sudah belajar semalam.
Dalam makan, tidak ada perbincangan. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu saja.
Sampai sebuah telepon di ponsel Baekhyun mengalihkan perhatian mereka berdua.
Sira Calling ..
Melihat namanya, membuat moodnya jadi tidak baik lagi.
Cepat cepat Baekhyun mengangkatnya.
"Hallo Ra~ya"
Benci sekali mendengar Baekhyun memanggil kakaknya dengan sebutan itu. Melihat seberapa paniknya Baekhyun mengangkat telepon menjadikan tamparan kalau dirinya bukanlah siapa-siapanya Baekhyun.
"Kau darimana saja, kenapa tidak membalas pesan ku, kenapa tidak mengangkat telepon ku"
See?
Sebegitu khawatirnya Baekhyun, padahal perkara baru segini saja.
"Maaf"
Terdengar suara lemah Sira di sebrang telepon sana.
Baekhyun menghembuskan napas frustasi, mencoba mengontrol emosinya.
"Ada apa? kenapa semalam tidak datang kemari?"
Lama tidak dijawab oleh Sira.
"Sayang"
Sakit sekali
"Ada pasien darurat yang harus aku tangani, jadi tidak bisa kesana"
"Kau tau, begitu khawatirnya aku tidak melihat kau datang kemari. Takut jika kau ..."
"Benci melihat semua ini Ra~ya"
"Tidak Baek, aku sibuk mengurus pasien karena itu tidak membalas pesan atau mengangkat telepon mu"
"Syukurlah"
"Em.. ada yang ingin aku bicarakan. Bisa kita bertemu"
"Ingin bicara apa, tidak bisa lewat telepon saja?"
"Tidak bisa, ini .."
"ini penting sekali"
Jawab Sira dengan nada yang sedikit ketakutan?
"Baiklah dimana?"
"Di cafe biasa dekat rumah sakit"
"Baiklah"
Sambungan pun terputus, Baekhyun merapihkan piring sisa makannya dan menaruhnya di wastafel.
"Aku pergi dulu"
Baekhyun pergi berlalu begitu saja, meninggalkan dirinya tanpa mengucapkan apa apa.
Yaa .. prioritasnya bukan dirinya kan?
CHAPTER 8
Sira menimbang-nimbang apakah seharusnya dia memberitahukan kepada Baekhyun? Dia takut sekali, ketakutannya datang lagi. Orang itu kembali lagi. Tidak ada yang tahu selain dirinya dan Jihra.
Jihra setidaknya bukan demi diriku, Baekhyun harus mengetahui ini untuk keselamatan Jihra.
Dia harus menjaga Jihra setidaknya sampai aku menyelesaikan ini semua. Terlebih sekarang dia adalah suaminya jadi Baekhyun berhak tahu ini.
Cobaan yang menimpa dirinya bertubi-tubi sekali, belum lagi masalah pernikahannya. Sekarang muncul masalah yang paling mengerikan terjadi lagi di kehidupannya.
"Sira"
Sira tersentak dari lamunannya. Melihat Baekhyun yang sudah sampai, sekarang berada dihadapannya.
"Kenapa melamun?"
"Ah maaf, tidak. Tidak apa-apa" Jawab Sira dengan berusaha menutup kegelisahannya.
Baekhyun sebenarnya menyadari ada yang ditutupi oleh Sira, tapi dia memilih untuk diam dahulu saja. Sejak dia sampai dan melihat ke arah Sira yang sudah duduk di dalam cafe, dia melihat Sira sedang dalam pandangan kosong seperti memikirkan sesuatu.
Baekhyun tidak mau suasananya berubah menjadi kacau, sehingga dia memilih diam saja. Terlebih ini dia baru bertemu dengan Sira setelah dia tidak datang makan malam bersama kemarin.
"Ada apa?"
Terlihat raut wajah Sira yang sedang menunjukkan kegelisahan, di lihat dari gerak-geriknya ini bukan seperti Sira pada biasanya.
Memegang kedua tangan Sira yang ada di atas meja agar tenang dan mengusapnya dengan lembut.
"Kenapa hm? Katakan saja tidak apa-apa" Ucap Baekhyun dengan lembut disertai senyum menenangkan.
Sira yang menerima perlakuan lembut dari Baekhyun, sudah bisa tenang sedikit dari kegelisahannya.
Dia menatap mata Baekhyun, disana terdapat keyakinan dari pancaran mata Baekhyun seolah-olah meyakinkan dirinya agar tidak perlu takut untuk mengatakannya.
"Baek"
"Ya?"
"Aku takut"
Baekhyun mengernyitkan alis tanda tidak mengerti.
"Takut kenapa"
"Dia kembali, orang itu kembali Baek aku takut"
Baekhyun semakin dibuat bingung, pasalnya Sira ini memberitahu tidak langsung pada intinya. Orang siapa yang dimaksud Sira, Baekhyun tidak mengerti.
"Orang? Siapa orang yang kembali dan kenapa perlu takut? Tolong jangan menjelaskan yang berbelit-belit Ra~ya" Ucap Baekhyun dengan nada kesal.
"Kris Wu, dia kembali lagi setelah lama menghilang. Dia adalah salah satu pasien ku dulu. Awal dia baik tapi lama kelamaan dia terobsesi terhadap diriku dan juga Jihra"
"Jihra?"
CHAPTER 9
"Ya"
"Dia sakit jiwa Baek, setelah diperiksa lagi ternyata dia mengalami depresi akibat kekasihnya yang telah meninggal karena kecelakaan. Dia dibawa ke rumah sakit karena mencoba membunuh dirinya sendiri di rumahnya setelah tahu kekasihnya meninggal, sampai akhirnya ketika sadar dia mulai gila sampai berteriak-teriak histeris"
"Lalu setelah diberi perawatan yang intensif dia kembali normal, aku yang di tugaskan merawat Kris pada waktu itu. Setelah berhari-hari aku merawatnya ternyata dia tertarik denganku. Setiap bertemu di ruangannya aku tidak sekali dua kali di berlakukan tidak pantas olehnya"
"Perihal dengan Jihra, dulu aku pernah menyuruh Jihra ke rumah sakit untuk mengantarkan tas yang tertinggal. Tidak sengaja Kris melihat Jihra dan ternyata dia tertarik juga dengannya setelah tahu bahwa Jihra adik kandung ku"
"Setelah lama kabarnya tidak diketahui seolah-olah menghilang, tapi ternyata Kris kembali lagi, kemarin dia meneleponku. Aku takut Baek, Kris kembali lagi" Ucap Jihra dengan nada ketakutan.
"Sial! Kenapa baru memberitahu sekarang!? Kenapa tidak dari dulu kau memberitahuku!"
"Karena kupikir setelah Kris menghilang tidak ada kabar, masalah selesai hanya sampai situ. Tapi ternyata aku salah, pada akhirnya dia kembali lagi" Jihra menunduk meresapi ketakutannya.
"Apa saja yang dia bicarakan dengan mu kemarin?"
"Dia bilang tunggu dia, dia akan kembali merebut ku dan Jihra"
"Shit bedebah sialan!" Baekhyun memukul meja meluapkan kekesalannya.
"Jadi disini aku ingin menyampaikan, jaga Jihra baik-baik. Dia belum mengetahui bahwa Kris kembali lagi. Aku khawatir dia dalam keadaan bahaya sekarang" Ucap Jihra dengan tatapan memohon kepada Baekhyun.
"Pasti, tapi bukan hanya Jihra kau pun dalam bahaya Ra~ya. Aku tidak akan membiarkan kau dan Jihra dalam bahaya seperti ini. Aku akan menjaga kalian"
"Ini yang aku khawatirkan juga Baek, jika aku memberitahumu kau pun dalam bahaya juga sebab dia takan membiarkan siapapun orang yang mencoba untuk menghalanginya"
"Jangan khawatirkan aku, yang justru khawatir kan disini adalah dirimu dan Jihra. Aku akan segera menangkapnya. Kau punya fotonya?" Tanya Baekhyun setelah dirasa dia perlu melihat wajahnya seperti apa.
Beruntung Sira masih menyimpan foto Kris yang sedang duduk di kursi roda di halaman rumah sakit. Dia tidak memfotonya, ini adalah foto yang dulu pernah dikirimkan perawat lain di dalam pesan grup.
CHAPTER 10
Sira menunjukkan foto itu kepada Baekhyun. Baekhyun mengambil handphone Sira dan melihat wajah yang bernama Kris tersebut.
Terlihat wajah pria itu, usianya jika di kira mungkin seperantara dirinya. Memiliki hidung mancung, kulit putih, mata tajam yang sedang melihat ke arah kamera dengan pandangan kosong.
Mengirim foto itu ke handphone dirinya juga agar temannya yang bernama Park Chanyeol bisa membantunya jika menemukan orang ini.
Mengirim foto Kris kepada Chanyeol. Lalu setelah Baekhyun menghubungi temannya itu. Terdengar nada sambung dan langsung di angkat oleh Chanyeol.
"Halo sahabat baik ku Byun Baekhyun eyyo what's up bro"
"Sialan! Aku sedang tidak ingin bercanda bodoh"
"Wow santai dahulu sayang, jangan marah marah seperti itu"
"Sekali lagi bilang kata itu, tidak segan-segan aku memotong gaji mu sialan"
"Ahahaha kau ini lucu sekali ternyata, kau tahu aku ini kan sahabat terbaik mu"
"Juga memecatmu"
"Ahahaha ternyata tambah lucu sekali lelucon mu, aku jadi takut karena terlalu lucu daripada sebuah lawakan standup comedy. Baiklah-baiklah ada apa sepertinya serius sekali" Ucap Chanyeol akhirnya menyerah dengan candaannya.
Dia betulan takut kalau dirinya sampai dipecat sungguhan kalau kalian ingin tahu, bagaimana mungkin nanti dia bisa menghidupi keluarganya nanti jika sekarang dirinya sudah dipecat oleh Byun keparat Baekhyun yang sayangnya adalah sahabatnya sendiri. Kalau seperti ini cari amannya saja udah paling bener.
"Sudah lihat foto yang ku kirim?" Ucap Baekhyun serius.
"Foto? Foto apa, aku belum melihatnya, sebentar"
Baekhyun menarik panjang napasnya, dia bertambah kesal saja dengan pria caplang yang sedang di telepon ini.
"Jangan salahkan aku jika benar besok gaji mu dipotong tuan Park Chanyeol-ssi"
"Yak! kau ini kejam sekali. Baru juga kau mengirim fotonya, mana langsung aku melihatnya. Kau tahu aku kan sangat sibuk sekali"
"Sibuk merayu wanita maksudmu?"
"Wah ternyata kau sudah mengerti juga ya keren" Ucap Chanyeol sembari tertawa. Setelah melihat foto yang di kirimkan Baekhyun, foto itu berisi seorang wajah pria yang tidak diketahuinya.
"Siapa ini?" Tanya Chanyeol bingung.
"Cari orang ini, beritahu yang lain agar menemukan orang ini"
"Baiklah, tapi siapa dia?" Tanya Chanyeol masih memaksa ingin tahu.
"Kris, orang berbahaya yang mengincar Sira dan Jihra"
"Mengincar? Ada apa sebenernya ini"
"Nanti saja ku beritahu, jika kau mendapat informasi lain segera hubungi aku"
Panggilan diputuskan oleh Baekhyun. Berbicara dengan Chanyeol memang harus melewati serangkaian candaan tidak bermutu terlebih dahulu. Dosa apa yang di perbuat Baekhyun sampai bisa memperkejakannya di kantor yang sayangnya lagi dia adalah sahabatnya.
Kembali fokuskan atensinya sekarang terhadap Sira yang berada dihadapannya. Memegang kedua tangan Sira kembali dan mengusapnya. Menatap mata Sira dengan tatapan serius.
"Aku berjanji akan melindungimu dan Jihra"
CHAPTER 11
Kuliah Jihra masih cuti sejak acara pernikahan kemarin. Mengambil cuti selama 2 minggu oleh orangtuanya bukankah ini terlalu lama? Padahal dirinya ingin segera masuk kuliah. Rasanya bosan sekali berada di rumah selama itu tanpa melakukan aktivitas apapun.
Beda cerita jika mungkin pernikahan ini dilandasi cinta dengan cinta bukannya perjodohan, maka akan senang hati sekali berada di rumah dan mempunyai pekerjaan baru yaitu mengurus suami, melakukan banyak aktivitas, jalan-jalan, bercanda ria, selayaknya pasangan suami-istri yang lain.
Romantis sekali.
Dengan membayangkannya saja sudah membuat iri, ia pun ingin merasakan itu semua dengan orang tersayang. Tapi ini yang di dapat hanyalah dengan orang yang tidak akan pernah bisa membalas perasaan ini.
Hari ini daripada hanya berdiam diri di rumah saja tanpa melakukan aktivitas apapun, lebih baik ia belanja bahan makanan untuk keperluan mereka berdua disini. Stok di rumah ini pun belum ada sama sekali, biasanya orangtuanya yang mengurus ini, tapi mulai hari ini, ini adalah sudah menjadi bagian tugas ku.
Hah menyebalkan sekali.
Di antar Baekhyun? Tentu saja tidak. Sejak kemarin dia pamit pergi tanpa mengucapkan apapun lagi sampai sekarang belum juga pulang. Entah ada urusan apa yang dilakukan Baekhyun dengan Sira sampai sekarang pun belum pulang juga.
Sedih sekali, belanja bahan makanan pun tanpa di antar oleh Baekhyun. Dia lebih memilih bersama dengan kakaknya daripada dengan dia sendiri. Padahal baru kemarin mereka menikah seharusnya dia tau siapa yang berhak di prioritaskan lebih dulu.
Komentar
Posting Komentar