TENTANG RASA

 TENTANG RASA

Oleh : Nurhalizah


PROLOG 

"Air laut memang ada pasang dan surut tapi air laut tidak pernah berubah rasa."


*CHAPTER 1*


Kringgg... Kringgg...Kringgg


Suara alarm berbunyi, dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 05:00 WIB, Membuat seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya, Gadis itu pun langsung membuka matanya dan segera mematikan alarm yang berada diatas nakas samping tempat tidurnya.


Gadis itupun langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan menjalankan kewajibannya yaitu sholat, Setelah selesai sholat ia pun kembali lagi ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.


30 menit sudah berlalu, Kini gadis itu sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya, Kini Ia sedang berdiri dicermin tengah menatap dirinya dan kemudian ia pun mengembangkan senyuman manisnya.


Gadis itu berjalan menuju balkon kamarnya, Ia berdiri sejenak di balkon kamarnya untuk sekedar menghirup udara pagi di Ibukota yang masih segar, Banyak sekali burung-burung yang berkicauan dan berterbangan dari satu pohon ke pohon yang lain, Matahari sudah mulai muncul dari ufuk timur menampakan cahaya jingga nya yang indah.


Setelah merasa sudah siap, Gadis itupun keluar dari kamarnya menuruni anak tangga, Dan segera menuju dapur dan didapatinya sang Mami tengah menyiapkan sarapan.


"Good morning mami"Sapa Gadis itu kepada sang mami.


Maminya yang sedari tadi sibuk berkutat dengan alat masak itu pun langsung mengalihkan pandangannya dan tertuju kepada Dian, Ya seorang gadis cantik blasteran Indonesia-Inggris pemilik nama lengkap Diandra Queensa Louis


"Good morning too baby." Jawab Olivia-Maminya sambil tersenyum.


Maminya asli orang Indonesia, Ia pun tak kalah cantiknya dengan putri kesayangannya itu, Nama lengkap maminya adalah Sonia Olivia.


"Selamat pagi" Suara khas pria itu menyapa Dian dan Olivia-Maminya, Membuat kedua wanita itu mengalihkan pandangannya dan menatap ke belakang.


Pria tersebut tak lain adalah Papi Dian yang bernama Arnold Louis.


"Pagi juga Papi" Jawab Dian, sambil tersenyum simpul.


"Pagi juga mas,ini kopi milikmu"Jawab Olivia sambil meletakkan secangkir kopi diatas meja makan.


"Terimakasih Sayang" Ucap Arnold.


"Sama-sama"Jawab Olivia sambil tersenyum.


Mereka pun sibuk dengan makanan mereka masing-masing sehingga yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan garpu, Dan Akhirnya suara Papi memecah keheningan tersebut.


"Dian sudah selesai ? Ayo kita berangkat" Tanya Arnold.


Diandra pun mengangguk dan beranjak dari kursinya "Sudah Papi, Ayo kita berangkat, Aku berangkat ya Mi Assalamualaikum" Ujar Diandra seraya mencium punggung tangan Sarah.


"Aku berangkat dulu ya sayang Assalamualaikum" Ujar Arnold seraya mencium kening Olivia.


Dindra yang melihat kelakuan kedua orangtuanya itu pun berdehem pelan, Meskipun umur kedua orang tuanya yang sudah dibilang tidak muda lagi tetapi mereka masih terlihat romantis.


Kemudian Arnold dan Olivia pun melihat Ke Arah Diandra dan Terkekeh pelan, Dan Diandra pun tersenyum karena ia merasa beruntung memiliki kedua orang tua yang amat sayang kepadanya.


"Waalaikumsalam, Iya Hati-hati Sayang" Jawab Olivia sambil tersenyum.


Diandra dan Papinya pun langsung masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya dan kemudian berlangsung pergi.


*CHAPTER 2*


Tak butuh waktu lama, Akhirnya Dian sudah sampai disekolahnya yaitu SMA Galaksi, Banyak sekali para murid yang berlalu lalang masuk kedalam sekolah tersebut, Setelah libur panjang akhirnya Diandra kembali ke sekolah yang sangat ia rindukan ini.


"Dian masuk dulu ya Pi" Ujar Diandra seraya menyalimi tangan Arnold.


"Iya sayang." Jawab Arnold sambil tersenyum simpul.


Diandra pun langsung keluar dari mobil Papinya, Setelah itu Diandra melambaikan tangan kepada sang Papi begitupun sebaliknya, Dan akhirnya mobil Papinya melaju pergi meninggalkan area sekolah tersebut.


Dengan senyum yang terus mengembang, Diandra masuk ke area sekolah menyusuri koridor-koridor kelas, Banyak sekali orang-orang yang menyapanya meskipun Dian tidak mengenalinya, Tetapi Dian dikenal disekolahnya sebagai murid yang Cantik, Pintar, Baik.


Hai Dian, Cantik banget kamu hari ini


Bidadari turun dari hatiku lewat


Apasi Lo mimpi kali turun dari hati Lo!


Hai Ka Dian.


Begitulah sapaan para murid yang lewat dan melihat Dian, Tetapi Dian hanya tersenyum menanggapi itu semua.


Tiba-tiba ada Dua orang perempuan yang memanggil Diandra dari belakang.


"HEY DIAN!" Teriak Gadis itu serentak.


Diandra pun membalikkan tubuhnya kebelakang, Didapatinya Kesya dan Yuna sahabatnya tengah melambaikan tangannya, Kemudian Kesya dan Yuna pun berlari menghampiri Diandra disana.


"Yaampun Echa,Yuna Gausah teriak-teriak dong berisik tau." Ujar Diandra seraya memutar bola matanya malas.


Echa adalah nama panggilan Kesya, Entah mengapa ia lebih memilih agar teman-temannya memanggilnya dengan sebutan Echa.


Kesya pun hanya menunjukkan deretan giginya, Dan langsung menarik tangan Diandra agar mengikutinya.


"Eh Dian, Echa tunggu dong jangan main pergi aja!!"Teriak Yuna sambil berlari kearah mereka.


"Gue seneng banget deh ketemu lo lagi Dian, Gue kangen banget sama Lo, Dan yang lebih bikin gue senang dan bahagia adalah kita naik ke kelas 11 dan kita satu kelas lagi." Cerocos Kesya.


Diandra pun menghentikan langkahnya agar sahabatnya yang satu ini melepaskan genggamannya.


"Kenapa Di? Ko Berhenti si." Tanya Kesya seraya mengerutkan dahinya


"Udah ngomongnya?" Tanya Dian dan membuat Kesya menunjukkan cengiran khasnya.


"Ya maap namanya juga orang lagi kangen."Ujar Kesya seraya melepaskan tangannya yang sedari tadi memegang lengan Dian.


"Yah Aku dilupain." Ucap Yuna Dramatis.


Kesya pun terkekeh pelan dan langsung merangkul Yuna, Membuat Yuna tercekik dan susah bernafas.


"Echa..Echaa Lepasin gue gak bisa nafas anjir."


"Kan Gue lagi melepas rindu ini tuh"


"Ya gak gini juga caranya, Gue bisa mati." Ucap Yuna dengan nada yang tersengal-sengal.


Dian hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya ini, Karena bagaimanapun juga Kesya adalah sahabat nya sejak ia dan Kesya masih SMP dulu, Tetapi kalo Yuna mereka baru sahabatan saat pertama kali mereka masuk ke sekolah ini.


Mereka pun berjalan beriringan untuk menuju kelas mereka, Sesekali mereka pun berbicara, bercerita dan tertawa bersama.


Akhirnya Dian,Kesya dan Yuna pun sampai dikelas mereka yaitu kelas XI IPA 2.


"Di Gue duduk sama Kesya Ya, Please!!" Ujar Yuna seraya menangkupkan tangannya memohon.


Dian hanya mengangguk sebagai jawabannya, Karena Dian tau sahabatnya yang satu ini memang agak susah untuk beradaptasi dengan orang baru.


Dian duduk sendirian di belakang sahabatnya itu.


"Yaudah ayo kita ke lapangan bentar lagi upacara akan segera dimulai." Ujar Kesya dan diangguki oleh Dian dan Yuna.


•••


Sekarang mereka telah sampai di lapangan, Sebentar lagi upacara bendera akan segera dimulai, Membuat seluruh siswa SMA Galaksi berbaris rapi sesuai kelas mereka masing-masing.


Upacara bendera berjalan dengan khidmat, berhubung hari ini akan diadakannya MOS(Masa orientasi siswa) bagi kelas sepuluh, Maka kelas sebelas tidak belajar tetapi tidak boleh keluar area Sekolah sebelum waktu pulang tiba.


20 Menit telah berlalu, Akhirnya Upacara bendera pun selesai, Membuat para murid kegerahan dan kehausan karena harus berdiri di atas teriknya matahari, Apalagi khususnya anak perempuan, ada yang beralasan bahwa takut skincare nya luntur, takut skincare mahalnya rusak lah, Dan masih banyak lagi.


Tetapi tidak dengan Dian ia terlihat biasa-biasa saja dengan panas nya sinar matahari, Karena ia tahu bahwa dulu saat para Pahlawan berjuang untuk merebut dan membela kekuasaan Negeri ini mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi kemerdekaan Negeri ini, Masa iya cuma berdiri sekitar 20 menit saja untuk mengikuti Upacara bendera banyak mengeluh seharusnya kita bisa menghargai jasa para pahlawan.


"Di gue cape, haus, pengen minum." Rengek Kesya seraya menggibas-gibaskan tangannya.


"Ya ampun Echa, Masa gitu aja ngeluh, Lo Inget kan gimana dulu para pahlawan membela negara kita sampai mereka rela mengorbankan nyawa mereka, untuk kemerdekaan negara kita ini." Jelas Dian membuat Kesya bungkam.


"Denger noh Cha apa yang dikatakan Dian." Cibir Yuna membuat Kesya mendengus sebal.


"Eh tapi Di, Kan Lo lahirnya di Inggris." Ujar Kesya.


"Ya terus masalahnya apa? Kan gue juga udah lama tinggal di Indonesia dan berkewarganegaraan Indonesia, Maka dari itu gue juga harus bisa menghargainya." Jelas Dian Lagi.


"Iya deh, Iya Dian ku selalu benar." Seru Kesya.


Dian hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya ini.


"Yaudah tapi kita ke kantin Yu." Ajak Kesya, Dian dan Yuna pun mengangguk sebagai jawabannya.


•••


Sesampainya di Kantin Kesya pun langsung menghampiri kios penjual minuman untuk membeli minuman.


"Lo mau gak Di?" Tanya Kesya.


"Iya satu deh air mineral aja." Jawab Dian.


"Gue Satu Cha"


"Lo Yun, Ambil aja sendiri"


Yuna pun hanya berdecak kesal.


Setelah membeli minuman mereka berdua mencari tempat duduk tetapi kantin benar-benar penuh, Dian menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat duduk yang kosong, Akhirnya ada satu tempat yang masih kosong.


"Yun, Cha ayo kesana, Disana kosong" Ujar Dian seraya menunjuk ke meja tersebut.


"Ayo." Ucap Kedua sahabatnya serentak.


Tetapi saat mereka ingin menuju meja tersebut, Ada seorang pria yang terlebih dulu duduk di kursi tersebut, Membuat Kesya geram dan langsung menghampiri pria tersebut.


"Hey Maaf Ka, Tempat duduk ini sudah jadi milik kami." Tegur Kesya membuat Pria itu menoleh kearah Dian,Kesya, Dan Yuna.


"Tau nih Kak, ini tempat kita yang liat duluan" Timpal Yuna.


"Terus apa urusannya? Kan gue yang nempatin duluan" Jawab Pria itu sambil melanjutkan makannya.


"Kan Gue yang liat duluan." Timpal Kesya.


"Kenapa gak langsung Lo dudukin?" Tanya pria itu lagi membuat Kesya Geram.


"Udah Yun,Cha Kita ke kelas aja." Ujar Dian membuat pria itu menoleh ke arahnya.


"Eh Tunggu, Tunggu Lo Diandra kan?" Tanya Pria itu seraya menunjuk ke arah Dian.


"Iya kenapa?" Jawab Dian ketus.


"Enggak papa, Mimpi apa gue semalem bisa ketemu bidadari cantik kaya Lo Diandra." Ujar Pria Tersebut dan Dian hanya memutar bola matanya malas.


"Siapa Lo?" Tanya Kesya ketus.


"Eh santai dong, Bidadari disamping Lo aja gak marah-marah." Jawab Pria tersebut membuat Kesya semakin geram.


"Ishhh, Nyebelin banget si Lo." Ujar Kesya seraya memukul bahu Pria tersebut membuat Pria itu meringis kesakitan.


"Awww...Sakit galak banget Lo kaya Indukan macan yang lagi PMS." Ujar Pria itu santai.


"Apa Lo bilang?" Teriak Kesya di telinga pria tersebut.


Pria yang merasa diteriaki itu pun, mengusap-usap telinganya rasanya seperti ingin pecah.


"Sini Diandra duduk." Pinta Pria itu sambil menepuk-nepuk kursi disebelahnya, Memberi kode agar Dian duduk disebelahnya.


"Enggak ka makasih." Ujar Dian masih tetap dengan senyum manisnya.


"Yaelah Diandra, Gausah Takut kenalin Gue Aldar, Kelas 12." Ujar Aldar seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.


Dengan cepat Kesya pun menerima jabatan tangan Aldar.


"Diandra itu pemalu, Jadi gue aja yang ngewakilin, Nama Bidadari disamping gua ini Diandra Queensa Louis, Panggil aja Dian." Seru Kesya dan Aldar pun langsung melepaskan tangan Kesya.


"Apa si Lo, Ternodai dah tangan Gue jadinya." Ucap Aldar sambil mengelap tangannya menggunakan tissue yang tersedia di meja tersebut Dan membuat Kesya mendengus sebal.


Dian dan Yuna hanya terkekeh melihat kejadian tersebut, Dan duduk tepat didepan Aldar.


"Kenapa gak duduk disamping gue?" Tanya Aldar


"Enggak Ka Di-" Ucap Dian terpotong.


"Biar Gue aja." Seru Kesya dan langsung duduk disebelah Aldar dan Membuat Pria itu memutar bola matanya malas.


"Oh iya, Ko kakak tau nama gue ya?" Tanya Dian.


Aldar pun menghentikan makannya, kemudian menatap Dian lekat.


"Gue cuma denger-denger aja dari temen-temen gue, katanya Lo itu cantik, baik, Pinter, Nah kan jadi semakin membuat gue penasaran dengan Lo, Eh tanpa sengaja kita ketemu disini." Jelas Aldar seraya membenarkan posisi rambutnya.


"Kakak berlebihan banget." Seru Dian sambil tersenyum simpul


"Modus.."Celetuk Kesya dan Yuna.


"Aelah, Lo berdua sirik?"


"Najis pede banget lo" Jawab Yuna Ketus.


"Ka Lo nggak ada niatan gitu nanya nama gue." Ujar Kesya membuat Aldar mengangkat sebelah alisnya.


"Nama Lo Kesya Angelina kan?" Tanya Aldar membuat Kesya tersenyum.


"Ko kakak bisa tau? Kan gue belum ngasih tau, Apa gue juga terkenal kaya Dian?" Ujar Kesya Polos membuat Aldar,Dian, dan Yuna terkekeh.


"Gausah kepedean, itu gue liat di nametag Lo. " Seru Aldar sambil menunjuk menggunakan dagunya ke arah nametag Kesya.


Kesya pun menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, Ia benar-benar merutuki kebodohannya, Mengapa ia lupa akan hal itu.


Dian pun Terkekeh pelan, membuat Kesya mendengus sebal.


"Dian, Ke kelas Yu." Ajak Kesya, membuat Dian mengangguk antusias.


Saat Dian dan Kesya beranjak dari kursinya, Tiba-tiba tangan Dian dicekal oleh Aldar membuat Dian mengerutkan dahinya dan langsung melepaskan tangannya yang di genggam oleh Aldar.


Aldar pun melihat ke arah tangannya sekejap "Maaf, Gue anter ke kelas ya."


"Gausah Ka, Makasih." Jawab Dian sambil tersenyum.


"Ayo Lah..."


"Tapi Ka-"


"Enggak ada penolakan." Aldar tetap kekeuh dengan permintaannya.


Dian pun hanya mengangguk sebagai jawabannya, Dan membuat Aldar mengembangkan senyuman nya.


"Nggak liat apa disini ada orang, kacangin terus." Gumam Kesya tetapi masih bisa terdengar oleh Dian dan Aldar.


"Ayo Diandra" Ajak Aldar seraya menarik tangan Dian.


Kesya pun merasa dirinya tidak dianggap itu pun langsung berteriak dan mendengus sebal.


"KA ALDAR!! DIAN!! TUNGGU" Teriak Kesya membuat para penghuni kantin menatapnya tajam.


"Lo gausah teriak-teriak dong, Berisik! Lo kata ini Hutan." Ujar Salah seorang pria kepada Kesya.


Kesya pun celingak-celinguk melihat disekelilingnya ternyata penghuni kantin tengah menatapnya tajam, Kesya pun menelan saliva nya dengan susah payah Dan langsung lari keluar kantin.


"Ayo Yun, Cepet." Ajak Kesya Langsung menarik tangan Yuna.

Komentar